Ibu, memperkenalkan makanan pertama kepada bayi
merupakan pengalaman yang sangat istimewa, dan pastinya sebagian besar ibu
ingin melakukannya sendiri saat memberikan MPASI pertama kepada bayinya, kalau
perlu diabadikan menjadi salah satu moment yang istimewa.
Yuk, perkenalkan MPASI pada bayi kita
Sssst….. ga sabar kan kasih makan bayi kita, apalagi liat
mulutnya bereaksi terhadap makanan kita?? Huhu….tunggu sampai bayi kita 6
bulan (ga boleh kurang yaa!!).
Kenapa??
Berdasarkan penelitian, di usia 6 bulan, sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat. Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat. Selain itu, untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.
Kenapa??
Berdasarkan penelitian, di usia 6 bulan, sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat. Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat. Selain itu, untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.
Di 6 (enam) bulan pertama, bayi mempelajari cara
untuk menyusu pada ibunya atau menghisap dari botol susu. Saat memasuki usia 6
bulan, bayi akan mempelajari keahlian baru, mulai dari belajar mendorong
makanan di rongga mulut dengan lidahnya hinga masuk ke bagian belakan mulut
lalu menelan. Momen tersebut merupakan pengalaman yang sangat baru dan luar
biasa bagi si kecil.
Hmmm… kalau lebih dari 6 bulan??
Sebaiknya jangan juga. Jika pengenalan makanan
padat terlambat (usia >6 bulan), maka beberapa bayi seringkali kesulitan
untuk belajar menelan dan mengunyah makanannya.
Makanan pertama terbaik untuk bayi
Makanan padat pertama yang diberikan kepada bayi
haruslah mudah dicerna, dan bukan makanan yang mempunyai resiko alergi yang
tinggi.
Seabaiknya tidak menambahkan gula atau garam pada makanan bayi! Biarkan rasanya hambar, dan bayi akan merasakan rasa asli dari makanan tersebut. Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sedangkan gula akan membuat bayi menyukai makanan manis & merusak giginya.
Seabaiknya tidak menambahkan gula atau garam pada makanan bayi! Biarkan rasanya hambar, dan bayi akan merasakan rasa asli dari makanan tersebut. Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sedangkan gula akan membuat bayi menyukai makanan manis & merusak giginya.
Pada awal pertama pemberian bayi berikan bubur
beras dengan 1 macam sayuran atau 1 macam buah. Kenalkan satu persatu jangan
dicampur, biarkan bayi mengenal rasa terlebih dahulu.
Sayuran Pertama: wortel, kentang, lobak, labu
parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang polong, brokoli, kembang kol.
Buah-buahan pertama: apel, pear, pisang, pepaya,
alpukat.
Tepung beras: campurkan tepung beras dengan
air/kaldu/ASI/susu formula. Tepung beras sangat mudah dicerna dan rasa susu
merupakan rasa transisi dari ASI/SUFOR.
Daging: daging giling yang dimasak matang dapat
diperkenalkan sebagai MPASI pertama bayi, meski demikian secara umum kebutuhan
protein sudah dapat terpenuhi dari ASI nya.
Makanan yang perlu dihindari di awal pemberian
MPASI: dairy product (yogurt, keju, dsb), telur, gandum, barley, oat,
madu, kerang, ikan, kacang-kacangan (almond, kacang tanah,dsb), daging/ikan
asap, buah beraoma tajam (strawberry, lemon).
Nah, kapan sih waktunya kasi makan bayi kita??
Ehmm… pilih aja waktu yang nyaman untuk bayi dan ibunya. Jika memungkinkan,
berikan MPASI pada waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk
suatu pola/kebiasaan. Bagusnya siih mengikuti jadwal makan pada umumnya,
pagi-siang-malam (sore).
Di awal pemberian ASI, hanya diperlukan sedikit
saja makanan padat, misal 2-3 sendok kecil penuh. Dimulai dari 1 kali/hari
(misal pada saat makan siang), kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 (tiga)
kali sehari.
Terkadang diperlukan pemberian sedikit ASI/SUFOR
sebelum memberikan MPASI; sehingga bayi tidak terlalu kelaparan yang akan
membuatnya marah/frustasi.
Yang perlu dingat:
1. ukur suhu makanan sebelum diberikan pada bayi
2. dudukan bayi di pangkuan atau kursi bayi (jangan
dibiasakan sambil di gendong ya, apalagi sambil diajak keliling2 keluar rumah,
waahhh….jangan deh, tidak higienis!)
3. ajaklah bicara pada saat diberi makan (ini berlaku buat
anak-ku, kalau dikasi makan sambil kitanya ‘ngoceh’ biasanya makannya jadi
banyak, hehe.)
4. senyum & eksperikan senangkan makan! (jangan
menjadikan makan sebagai ‘kewajiban’ atau ‘paksaan’, dilarang keras memaksa
bayi makan!)
Kalau bayi kita menolak MPASI??
Bukan suatu masalah besar jika bayi menolak suapan anda, cobalah berikan MPASI
beberapa hari kemudian. Atau siapakan makanan saring (puree) yang lebih encer
sehingga memudahkan bayi untuk menelan.
Jika bayi hanya sedikit makan MPASI, janganlah memaksanya, buatlah kegiatan
makan menjadi acara yang menyenangkan.
Jaga kebersihan MPASI & peralatannya
Ibu harus menjaga benar kebersihan dalam
menyiapkan MPASI & tempat penyimpanannya, karena bayi sangat mudah
keracunan makanan. Mangkuk & sendok makan bayi harus disterilisasi sampai
bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi saat bayi sudah belajar merangkak dan
memasukkan benda ke dalam mulutnya, proses sterilisasi botol susu &
peralatan makan sudah tidak terlalu penting.
Saya sangat tidak setuju, hanya dengan alasan bayi mau makan…maka si bayi digendong dan di ajak keluar rumah sambil memberinya makan. Bisa dibayangkan, berapa banyak debu berterbangan & bakteri yang akan masuk ke tubuh bayi kita?? Kalau sudah begitu, proses sterilisasi perlatan makan menjadi percuma. Lagi pula, ada baiknya membiasakan makan pada tempatnya & tidak berjalan-jalan.
Saya sangat tidak setuju, hanya dengan alasan bayi mau makan…maka si bayi digendong dan di ajak keluar rumah sambil memberinya makan. Bisa dibayangkan, berapa banyak debu berterbangan & bakteri yang akan masuk ke tubuh bayi kita?? Kalau sudah begitu, proses sterilisasi perlatan makan menjadi percuma. Lagi pula, ada baiknya membiasakan makan pada tempatnya & tidak berjalan-jalan.
Cara memasak MPASI
1. Rebus: gunakanlah sedikit air saat merebus. Hati-hati
jangan sampai merebus sayur atau buah terlalu lama (over cook). Tambahkan
ASI/susu secukupnya di akhir (jangan ikut di panaskan.
Untuk membuat puree encerkan ladi dengan ASI/Susu/air matang secukupnya
2. Kukus: Cara ini sangat ideal untuk menjaga rasa &
vitamin dalam sayuran/buah.
Baik, bu… Selamat mencoba!! Sukses ya dengan
MPASI nya ^_^
KAPANKAH sebaiknya anda memberikan makanan padat
pertama pada anak anda, sebagai bahan pertimbangan anda cobalah perhatikan
beberapa hal berikut ini, apakah anak anda sudah mampu untuk duduk tanpa
bantuan? kepala dapat berdiri tanpa terhuyung-huyung? menaruh sesuatu ke dalam
mulut dan mengunyahnya?
Bila jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas
adalah ya, maka buah hati anda sudah siap untuk mendapatkan makanan padat
pertamanya. Ada
baiknya juga jika anda menundanya hingga satu atau dua bulan kedepan, sehingga
buah hati anda betul-betul siap mendapatkannya, namun demikian anda dapat juga
memulainya sekarang. Berikut beberapa tips jika anda ingin memulainya sekarang.
Sereal beras direkomendasikan sebagai
makanan padat pertama oleh semua dokter
Sereal beras umumnya diperkaya dengan besi dan
tidak menyebebkan alergi. Campurkan satu sendok makan sereal dengan ASI atau
susu formula bayi yang diperkaya dengan besi sehingga menjadi campuran yang
lembut dan sekental krim.
Berikan pada bayi ketika dia sudah cukup lapar,
namun tidak sangat lapar. Posisikan buah hati anda pada pangkuan anda. Awali
dengan memberikan buah hati anda ASI atau susu formula, dilanjutkan dengan
sereal dan akhiri dengan ASI ataupun susu formula.
Gunakan sendok yang kecil dan bermulut sempit,
ambil sedikit sereal dan taruhlah di tengah lidah buah hati anda. Pada awalnya
dia akan memuntahkan makanan tersebut, namun bersabarlah. Buah hati anda
membutuhkan waktu untuk belajar mengunyah dan menelan. Gunakan oto atau kain
alas untuk mengurangi kekacauan yang dapat terjadi. Mulailah pelan-pelan dan
dalam jumlah yang sedikit.
Jangan menyuapi bayi anda dengan botol atau
penyemprot makanan karena dapat menyebabkan dia tersedak. Barang-barang
tersebut tidak membantu buah hati anda untuk belajar makan dari sendok dan
dapat menyebabkan ia makan dalam jumlah yang berlebihan.
Buah-buahan dan Sayur-sayuran sebagai
pilihan makanan padat selanjutnya
Cobalah berikan buah hati anda satu jenis buah
atau sayuran terlebih dahulu sebelum menambahkan jenis yang lain. Hal ini memberikan
kesempatan bagi bayi anda untuk mengetahui apakah bayi anda mempunyai alergi
tertentu ataupun tidak cocok terhadap salah satu jenis makanan. Untuk alasan
yang sama, berikan satu jenis makanan terlebih dahulu seperti buah pir, sebelum
mencoba mengkombinasikan dengan makanan lain seperti buah pir dan apel.
Sebaiknya jangan mennyiapkan makanan dalam jumlah
yang banyak, karena anda kemungkinan besar harus membuang makanan yang tersisa.
Air ludah bayi anda pada sendok dapat menyebabkan makanan menjadi mudah basi.
Untuk menghindarinya, siapkan makanan bayi dalam jumlah sedikit dan gunakan
piring kecil.
Walaupun buah hati anda sudah mendapatkan makanan
padat, dia tetap membutuhkan ASI atau susu formula yang diperkaya besi. Bayi
anda membutuhkannya sekurang-kurangnya setahun pertama kehidupannya, tetapi
bukan susu sapi. Susu sapi tidak mempunyai kandungan gizi selengkap susu
formula atau ASI yang sangat diperlukan bagi bayi anda.
Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti
piramida makanan. Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus
dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:
- Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal , dan sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.
- Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-75 g.
- Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari. Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1 potong sedang/20 g).
- Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok teh.
Penting: ASI adalah sumber utama untuk
karbohidrat, lemak dan protein.
Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi
Bayi Usia 6-8 Bulan: Alergi Makanan
Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul
pada tubuh setelah seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu
oleh kondisi kekebalan tubuh pada orang tersebut. Bila salah satu dari Anda
atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya pada si kecil
meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya pada anak naik lagi
hingga 40-70%.
Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan,
adalah jika setelah Anda memberinya satu jenis makanan, ia menunjukkan
gejala-gejala, antara lain:
- Ruam di kulit
- Diare
- Muntah
Munculnya alergi membutuhkan lebih dari satu kali
paparan untuk sensitif terhadap alergen. Dan jika anak Anda menolak satu jenis
makanan, ini belum tentu berarti ia mengalami alergi. Siapa tahu ia hanya tidak
mau makan saja.
Perlu dicatat: Menangis terus-menerus bisa pula
menjadi pertanda alergi makanan, meski umumnya diikuti ruam, diare, atau
muntah. Kebanyakan anak yang alergi makanan akhirnya bisa mengatasi alerginya.
Makanya, Anda bisa memperkenalkan lagi makanan itu dengan aman (konsultasi dulu
dengan dokter anak Anda).
Jadual Pemberian Makan Bagi Si Kecil Usia
6-8 Bulan
6-7 bulan
- ASI sesuai keinginan atau MP-ASI sehari 3-4 kali 150-180 ml
- 1 kali bubur susu + 1 kali buah + 1 kali nasi tim saring
7-8 bulan
- ASI sesuai keinginan atau MP-ASI sehari 3-4 kali 180-210 ml
- 1 kali bubur susu + 1 kali buah + 2 kali nasi tim saring
Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul
mengenai pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) di usia kurang dari 6 bulan.
Bahkan banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarkan
statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih
sekalipun) diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan seorang anak.
Kemudian setelah umur 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa bubur
susu, nasi tim, buah, dsb.
Alasan menunda pemberian MPASI
Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak
sampai ia berumur 6 bulan?!
Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan aja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dengan anaknya.
Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan aja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dengan anaknya.
Satu hal yg perlu diketahui bersama bahwa jaman
terus berubah. Demikian juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus
berkembang dan berubah berdasarkan riset2 yg terus dilakukan oleh para
peneliti. Sekitar lebih dari 5tahun yang lalu, MP-ASI disarankan diperkenalkan
pada anak saat ia berusia 4 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun2
terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MP-ASI sebaiknya diberikan setelah
anak berusia lebih dari 6bulan.
Mengapa umur 6 bl adalah saat terbaik anak mulai
diberikan MPASI ?!
1.Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar
dari berbagai penyakit.
Hal ini disebabkan sistem imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna.
Pemberian MP-ASI terlalu dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya
berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset
terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan
MP-ASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit,
batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif.
Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.
2.Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna
dan siap menerima MPASI.
Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase,
dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bl.
3.Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan
Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk
mengolah kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan
reaksi imun dan terjadi alergi.
4.Menunda pemberian MP-ASI hingga 6 bulan
melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari.
Proses pemecahan sari-sari makanan yg belum
sempurna dalam usus bayi, pada beberapa kasus ekstrem ada juga yang memerlukan
tindakan bedah akibat pemberian MP-ASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan
lainnya mengapa MP-ASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah anak berumur
6 bulan.
Masih banyak yg mengenalkan MP-ASI pada bayi
kurang dari 6 bulan
Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan MP-ASI ke anaknya sebelum berumur 6 bulan? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MP-ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski gak ada relevansinya banyak yg beranggapan ini benar.
Kenapa?
Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg menangis terus dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda ia lapar.
Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan MP-ASI ke anaknya sebelum berumur 6 bulan? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MP-ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski gak ada relevansinya banyak yg beranggapan ini benar.
Kenapa?
Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg menangis terus dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda ia lapar.
Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat
kita seperti orang tua terdahulu bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan pisang
pas kita umur 2 bulan. Malah sekarang jadi orang.
Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari
lingkungan dan gak ada dukungan seperti alasan di atas. Dan gencarnya promosi
produsen makanan bayi yang belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bulan.
Aturan MP-ASI setelah 6 bulan: Karena sebelum
berusia 6 bulan mengandung resiko.
Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah utkkita tapi belum tentu untuk yg lain.
Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah utkkita tapi belum tentu untuk yg lain.
Misalkan, ilustrasinya sama seperti aturan cuci
tangan sebelum makan. Ada
anak yang dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru
bermain-main dengan tanah dsb. Tapi ia tidak apa-apa. Sedangkan satu waktu atau
di anak yang lain, begitu ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami gangguan
pencernaan karena kotoran yg masuk ke makanan melalui tangannya.
Demikian juga dengan pemberian MP-ASI pada anak
terlalu dini. Banyak yang merasa “anak saya gak masalah tuh saya kasih makan
dari umur 3 bulan”. Sehingga hal tsb menjadi “excuse” atau alasan untuk tidak
mengikuti aturan yg berlaku. Padahal aturan tsb dibuat karena ada resiko
sendiri. Lagipula penelitan ttg hal ini terus berlanjut. Saat ini mungkin
pengetahuan dan hasil riset yg ada masih terbatas dan “kurang” bagi beberapa
kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus berkembang.
Dan satu hal yg penting. Aturan agar menunda
memberikan MPASi pada anak kurang dari 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yg tidak mendapatkan ASI
(susu formula atau mixed).
Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika
kita tahu ada resiko dibalik pemberian MP-ASI saat usia anak kurang dari 6
bulan, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi banyak sekali penelitian
& kasus yang mendukung hal tsb.
Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau
memberikan MP-ASI saat anak berusia kurang atau lebih dari 6 bulan, alangkah
baiknya dipertimbangkan dengan baik untung ruginya bagi anak, bukan bagi orang
tuanya. Sehingga keputusan yg diambil adalah yg terbaik utk sang anak.