-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Rabu, 03 Oktober 2012 | Oktober 03, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-23T13:42:57Z
Ibu, memperkenalkan makanan pertama kepada bayi merupakan pengalaman yang sangat istimewa, dan pastinya sebagian besar ibu ingin melakukannya sendiri saat memberikan MPASI pertama kepada bayinya, kalau perlu diabadikan menjadi salah satu moment yang istimewa.
Yuk, perkenalkan MPASI pada bayi kita
Sssst….. ga sabar kan kasih makan bayi kita, apalagi liat mulutnya bereaksi terhadap makanan kita?? Huhu….tunggu  sampai bayi kita 6 bulan (ga boleh kurang yaa!!).
Kenapa??
Berdasarkan penelitian, di usia 6 bulan, sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat. Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat. Selain itu, untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.
Di 6 (enam) bulan pertama, bayi mempelajari cara untuk menyusu pada ibunya atau menghisap dari botol susu. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi akan mempelajari keahlian baru, mulai dari belajar mendorong makanan di rongga mulut dengan lidahnya hinga masuk ke bagian belakan mulut lalu menelan. Momen tersebut merupakan pengalaman yang sangat baru dan luar biasa bagi si kecil.
Hmmm… kalau lebih dari 6 bulan??
Sebaiknya jangan juga. Jika pengenalan makanan padat terlambat (usia >6 bulan), maka beberapa bayi seringkali kesulitan untuk belajar menelan dan mengunyah makanannya.
Makanan pertama terbaik untuk bayi
Makanan padat pertama yang diberikan kepada bayi haruslah mudah dicerna, dan bukan makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi.
Seabaiknya tidak menambahkan gula atau garam pada makanan bayi! Biarkan rasanya hambar, dan bayi akan merasakan rasa asli dari makanan tersebut. Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sedangkan gula akan membuat bayi menyukai makanan manis & merusak giginya.
Pada awal pertama pemberian bayi berikan bubur beras dengan 1 macam sayuran atau 1 macam buah. Kenalkan satu persatu jangan dicampur, biarkan bayi mengenal rasa terlebih dahulu.
Sayuran Pertama: wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang polong, brokoli, kembang kol.
Buah-buahan pertama: apel, pear, pisang, pepaya, alpukat.
Tepung beras: campurkan tepung beras dengan air/kaldu/ASI/susu formula. Tepung beras sangat mudah dicerna dan rasa susu merupakan rasa transisi dari ASI/SUFOR.
Daging: daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai MPASI pertama bayi, meski demikian secara umum kebutuhan protein sudah dapat terpenuhi dari ASI nya.
Makanan yang perlu dihindari di awal pemberian MPASI: dairy product  (yogurt, keju, dsb), telur, gandum, barley, oat, madu, kerang, ikan, kacang-kacangan (almond, kacang tanah,dsb), daging/ikan asap, buah beraoma tajam (strawberry, lemon).
Nah, kapan sih waktunya kasi makan bayi kita??
Ehmm… pilih aja waktu yang nyaman untuk bayi dan ibunya. Jika memungkinkan, berikan MPASI pada waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola/kebiasaan. Bagusnya siih mengikuti jadwal makan pada umumnya, pagi-siang-malam (sore).
Di awal pemberian ASI, hanya diperlukan sedikit saja makanan padat, misal 2-3 sendok kecil penuh. Dimulai dari 1 kali/hari (misal pada saat makan siang), kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 (tiga) kali sehari.
Terkadang diperlukan pemberian sedikit ASI/SUFOR sebelum memberikan MPASI; sehingga bayi tidak terlalu kelaparan yang akan membuatnya marah/frustasi.
Yang perlu dingat:
1.    ukur suhu makanan sebelum diberikan pada bayi
2.    dudukan bayi di pangkuan atau kursi bayi (jangan dibiasakan sambil di gendong ya, apalagi sambil diajak keliling2 keluar rumah, waahhh….jangan deh, tidak higienis!)
3.    ajaklah bicara pada saat diberi makan (ini berlaku buat anak-ku, kalau dikasi makan sambil kitanya ‘ngoceh’ biasanya makannya jadi banyak, hehe.)
4.    senyum & eksperikan senangkan makan! (jangan menjadikan makan sebagai ‘kewajiban’ atau ‘paksaan’, dilarang keras memaksa bayi makan!)
Kalau bayi kita menolak MPASI??
Bukan suatu masalah besar jika bayi menolak suapan anda, cobalah berikan MPASI beberapa hari kemudian. Atau siapakan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga memudahkan bayi untuk menelan.
Jika bayi hanya sedikit makan MPASI, janganlah memaksanya, buatlah kegiatan makan menjadi acara yang menyenangkan.
Jaga kebersihan MPASI & peralatannya
Ibu harus menjaga benar kebersihan dalam menyiapkan MPASI & tempat penyimpanannya, karena bayi sangat mudah keracunan makanan. Mangkuk & sendok makan bayi harus disterilisasi sampai bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi saat bayi sudah belajar merangkak dan memasukkan benda ke dalam mulutnya, proses sterilisasi botol susu & peralatan makan sudah tidak terlalu penting.
Saya sangat tidak setuju, hanya dengan alasan bayi mau makan…maka si bayi digendong dan di ajak keluar rumah sambil memberinya makan. Bisa dibayangkan, berapa banyak debu berterbangan & bakteri yang akan masuk ke tubuh bayi kita?? Kalau sudah begitu, proses sterilisasi perlatan makan menjadi percuma. Lagi pula, ada baiknya membiasakan makan pada tempatnya & tidak berjalan-jalan.
Cara memasak MPASI
1.    Rebus: gunakanlah sedikit air saat merebus. Hati-hati jangan sampai merebus sayur atau buah terlalu lama (over cook). Tambahkan ASI/susu secukupnya di akhir (jangan ikut di panaskan.
Untuk membuat puree encerkan ladi dengan ASI/Susu/air matang secukupnya
2.    Kukus: Cara ini sangat ideal untuk menjaga rasa & vitamin dalam sayuran/buah.
Baik, bu… Selamat mencoba!! Sukses ya dengan MPASI nya ^_^
KAPANKAH sebaiknya anda memberikan makanan padat pertama pada anak anda, sebagai bahan pertimbangan anda cobalah perhatikan beberapa hal berikut ini, apakah anak anda sudah mampu untuk duduk tanpa bantuan? kepala dapat berdiri tanpa terhuyung-huyung? menaruh sesuatu ke dalam mulut dan mengunyahnya?
Bila jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas adalah ya, maka buah hati anda sudah siap untuk mendapatkan makanan padat pertamanya. Ada baiknya juga jika anda menundanya hingga satu atau dua bulan kedepan, sehingga buah hati anda betul-betul siap mendapatkannya, namun demikian anda dapat juga memulainya sekarang. Berikut beberapa tips jika anda ingin memulainya sekarang.

Sereal beras direkomendasikan sebagai makanan padat pertama oleh semua dokter
Sereal beras umumnya diperkaya dengan besi dan tidak menyebebkan alergi. Campurkan satu sendok makan sereal dengan ASI atau susu formula bayi yang diperkaya dengan besi sehingga menjadi campuran yang lembut dan sekental krim.
Berikan pada bayi ketika dia sudah cukup lapar, namun tidak sangat lapar. Posisikan buah hati anda pada pangkuan anda. Awali dengan memberikan buah hati anda ASI atau susu formula, dilanjutkan dengan sereal dan akhiri dengan ASI ataupun susu formula.
Gunakan sendok yang kecil dan bermulut sempit, ambil sedikit sereal dan taruhlah di tengah lidah buah hati anda. Pada awalnya dia akan memuntahkan makanan tersebut, namun bersabarlah. Buah hati anda membutuhkan waktu untuk belajar mengunyah dan menelan. Gunakan oto atau kain alas untuk mengurangi kekacauan yang dapat terjadi. Mulailah pelan-pelan dan dalam jumlah yang sedikit.
Jangan menyuapi bayi anda dengan botol atau penyemprot makanan karena dapat menyebabkan dia tersedak. Barang-barang tersebut tidak membantu buah hati anda untuk belajar makan dari sendok dan dapat menyebabkan ia makan dalam jumlah yang berlebihan.

Buah-buahan dan Sayur-sayuran sebagai pilihan makanan padat selanjutnya
Cobalah berikan buah hati anda satu jenis buah atau sayuran terlebih dahulu sebelum menambahkan jenis yang lain. Hal ini memberikan kesempatan bagi bayi anda untuk mengetahui apakah bayi anda mempunyai alergi tertentu ataupun tidak cocok terhadap salah satu jenis makanan. Untuk alasan yang sama, berikan satu jenis makanan terlebih dahulu seperti buah pir, sebelum mencoba mengkombinasikan dengan makanan lain seperti buah pir dan apel.
Sebaiknya jangan mennyiapkan makanan dalam jumlah yang banyak, karena anda kemungkinan besar harus membuang makanan yang tersisa. Air ludah bayi anda pada sendok dapat menyebabkan makanan menjadi mudah basi. Untuk menghindarinya, siapkan makanan bayi dalam jumlah sedikit dan gunakan piring kecil.
Walaupun buah hati anda sudah mendapatkan makanan padat, dia tetap membutuhkan ASI atau susu formula yang diperkaya besi. Bayi anda membutuhkannya sekurang-kurangnya setahun pertama kehidupannya, tetapi bukan susu sapi. Susu sapi tidak mempunyai kandungan gizi selengkap susu formula atau ASI yang sangat diperlukan bagi bayi anda.

Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida makanan. Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:
  • Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal , dan sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.
  • Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-75 g.
  • Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari. Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1 potong sedang/20 g).
  • Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok teh.
Penting: ASI adalah sumber utama untuk karbohidrat, lemak dan protein.

Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan: Alergi Makanan
Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh kondisi kekebalan tubuh pada orang tersebut. Bila salah satu dari Anda atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya pada si kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya pada anak naik lagi hingga 40-70%.
Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, adalah jika setelah Anda memberinya satu jenis makanan, ia menunjukkan gejala-gejala, antara lain:
  • Ruam di kulit
  • Diare
  • Muntah
Munculnya alergi membutuhkan lebih dari satu kali paparan untuk sensitif terhadap alergen. Dan jika anak Anda menolak satu jenis makanan, ini belum tentu berarti ia mengalami alergi. Siapa tahu ia hanya tidak mau makan saja.
Perlu dicatat: Menangis terus-menerus bisa pula menjadi pertanda alergi makanan, meski umumnya diikuti ruam, diare, atau muntah. Kebanyakan anak yang alergi makanan akhirnya bisa mengatasi alerginya. Makanya, Anda bisa memperkenalkan lagi makanan itu dengan aman (konsultasi dulu dengan dokter anak Anda).

Jadual Pemberian Makan Bagi Si Kecil Usia 6-8 Bulan
6-7 bulan
  • ASI sesuai keinginan atau MP-ASI sehari 3-4 kali 150-180 ml
  • 1 kali bubur susu + 1 kali buah + 1 kali nasi tim saring
7-8 bulan
  • ASI sesuai keinginan atau MP-ASI sehari 3-4 kali 180-210 ml
  • 1 kali bubur susu + 1 kali buah + 2 kali nasi tim saring

Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul mengenai pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) di usia kurang dari 6 bulan. Bahkan banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarkan statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih sekalipun) diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan seorang anak. Kemudian setelah umur 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa bubur susu, nasi tim, buah, dsb.
Alasan menunda pemberian MPASI
Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak sampai ia berumur 6 bulan?!
Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan aja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dengan anaknya.
Satu hal yg perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah berdasarkan riset2 yg terus dilakukan oleh para peneliti. Sekitar lebih dari 5tahun yang lalu, MP-ASI disarankan diperkenalkan pada anak saat ia berusia 4 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun2 terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MP-ASI sebaiknya diberikan setelah anak berusia lebih dari 6bulan.
Mengapa umur 6 bl adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?!
1.Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit.
Hal ini disebabkan sistem imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna. Pemberian MP-ASI terlalu dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MP-ASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.
2.Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI.
Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bl.
3.Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan
Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk mengolah kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
4.Menunda pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari.
Proses pemecahan sari-sari makanan yg belum sempurna dalam usus bayi, pada beberapa kasus ekstrem ada juga yang memerlukan tindakan bedah akibat pemberian MP-ASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MP-ASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah anak berumur 6 bulan.
Masih banyak yg mengenalkan MP-ASI pada bayi kurang dari 6 bulan
Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan MP-ASI ke anaknya sebelum berumur 6 bulan? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MP-ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski gak ada relevansinya banyak yg beranggapan ini benar.
Kenapa?
Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg menangis terus dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda ia lapar.
Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita seperti orang tua terdahulu bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan pisang pas kita umur 2 bulan. Malah sekarang jadi orang.
Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari lingkungan dan gak ada dukungan seperti alasan di atas. Dan gencarnya promosi produsen makanan bayi yang belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bulan.
Aturan MP-ASI setelah 6 bulan: Karena sebelum berusia 6 bulan mengandung resiko.
Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah utkkita tapi belum tentu untuk yg lain.
Misalkan, ilustrasinya sama seperti aturan cuci tangan sebelum makan. Ada anak yang dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru bermain-main dengan tanah dsb. Tapi ia tidak apa-apa. Sedangkan satu waktu atau di anak yang lain, begitu ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami gangguan pencernaan karena kotoran yg masuk ke makanan melalui tangannya.
Demikian juga dengan pemberian MP-ASI pada anak terlalu dini. Banyak yang merasa “anak saya gak masalah tuh saya kasih makan dari umur 3 bulan”. Sehingga hal tsb menjadi “excuse” atau alasan untuk tidak mengikuti aturan yg berlaku. Padahal aturan tsb dibuat karena ada resiko sendiri. Lagipula penelitan ttg hal ini terus berlanjut. Saat ini mungkin pengetahuan dan hasil riset yg ada masih terbatas dan “kurang” bagi beberapa kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus berkembang.
Dan satu hal yg penting. Aturan agar menunda memberikan MPASi pada anak kurang dari 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yg tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed).
Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika kita tahu ada resiko dibalik pemberian MP-ASI saat usia anak kurang dari 6 bulan, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi banyak sekali penelitian & kasus yang mendukung hal tsb.
Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau memberikan MP-ASI saat anak berusia kurang atau lebih dari 6 bulan, alangkah baiknya dipertimbangkan dengan baik untung ruginya bagi anak, bukan bagi orang tuanya. Sehingga keputusan yg diambil adalah yg terbaik utk sang anak.


*Artikel saya copypaste dari berbagai sumber, saya mohon ijin bagi yang merasa memiliki artikel ini untuk saya share karena saya merasa perlu untuk membagi isi artikel ini. Terimakasih

×
Berita Terbaru Update