Mitos: Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari
Fakta: Pemijatan hanya berguna jika
dilakukan dengan benar dan tepat. Sebaiknya yang melakukan pijat adalah ibu si
bayi sendiri. Tentu saja setelah mempelajari teknik memijat bayi dengan baik.
Perlu diperhatikan kondisi si kecil, apakah ia sedang dalam keadaan nyaman dan
sehat untuk dipijat. Selain itu perlu juga diperhatikan bahan-bahan atau minyak
yang digunakan untuk memijat dapat membuat bayi alergi.
Yang sebenarnya adalah sentuhan kulit ke kulit membuat bayi
baru lahir, terutama bayi premature, lebih baik perkembangannya. Walaupun
begitu, tidak diperlukan untuk memijatnya setiap hari. Yang perlu dilakukan
adalah perbanyak sentuhan dan berkomunikasi dengan si kecil agar ia merasa
nyaman dan aman.
Mitos: membedong bayi dapat memperkuat kaki atau
membuat struktur kaki bayi menjadi lurus
Fakta: Tidak ada hubungan antara
membedong dengan kekuatan kaki atau struktur kaki bayi. Justru bayi akan lebih
mudah bergerak untuk melatih kaki dan tangannya, jika bedong dilakukan dengan
longgar. Biarkan kaki dan tangan bayi bebas bergerak.
Mitos: makanan dan minuman yang manis membuat gigi
berlubang
Fakta: Bahwa gigi menjadi berlubang
diakibatkan tiga hal, yaitu kuman, suasana asam dan keduanya berlangsung dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila makanan yang mengandung gula menetap pada
sela gigi, kuman akan mengubahnya menjadi asam. Kondisi asam disertai bakteri
yang juga menjadi aktif pada suasana asam, adalah penyebab utama dari gigi
berlubang. Diawali dengan kerusakan pada lapisan email gigi, jika dibiarkan
lama kelamaan gigi menjadi berlubang. Hal-hal yang dapat menyebabkan gigi
berlubang antara lain adalah kebiasaan mengemut atau minum susu dengan botol
sampai tertidur. Makanan manis tidak secara langsung menyebabkan gigi
berlubang, tapi memudahkan pertumbuhan kuman penyebab kerusakan gigi jika tidak
rajin membersihkan gigi dan mulut.
Mitos: Jika anak rewel saat diberi ASI artinya ASI
sedikit dan harus diganti susu botol
Fakta: ASI diproduksi sesuai dengan hisapan
si bayi, jadi banyak sedikitnya ASI ditentukan oleh bayi sendiri. Bayi yang
banyak minum ASI akan membuat produksi ASI meningkat. Jadi, sebenarnya tidak
ada istilah ASI sedikit.
Bahwa kondisi tertentu mungkin dapat mengurangi produksi ASI, seperti jika ibu menyusui mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress atau tidak tenang saat menyusui, sedang sakit dan sebagainya. Di sisi lain, bayi mungkin merasa tidak nyaman saat menyusu karena posisi yang kurang nyaman, puting susu yang cenderung masuk ke dalam, ASI yang memancar terlalu kencang atau ia sedang tidak lapar, sedang tidak enak badan dan sebagainya.
Usahakan tetap tenang pada saat bayi rewel dan usahakan mencari penyebabnya. Hindari untuk langsung memberi susu botol saat bayi rewel.
Bahwa kondisi tertentu mungkin dapat mengurangi produksi ASI, seperti jika ibu menyusui mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress atau tidak tenang saat menyusui, sedang sakit dan sebagainya. Di sisi lain, bayi mungkin merasa tidak nyaman saat menyusu karena posisi yang kurang nyaman, puting susu yang cenderung masuk ke dalam, ASI yang memancar terlalu kencang atau ia sedang tidak lapar, sedang tidak enak badan dan sebagainya.
Usahakan tetap tenang pada saat bayi rewel dan usahakan mencari penyebabnya. Hindari untuk langsung memberi susu botol saat bayi rewel.
Mitos: Air susu ibu (ASI) sebagai makanan yang
komplit sampai usia si kecil satu tahun
Fakta: ASI sangat baik untuk pertumbuhan
bayi sampai sia berusia 6 bulan. Namun semakin bertambahnya usia bayi, ASI
tidaklah mengandung cukup kalori dan kurang mengenyangkan seiring dengan makin
aktifnya si kecil. Ada beberapa zat tambahan yang dibutuhkan anak, misalnya zat
besi dan vitamin C yang banyak didapat dari sumber makanan. Jadi, anak tetap
memerlukan makanan tambahan untuk kebutuhan gizinya juga untuk menghindari
resiko anemia.
Mitos: Baby walker membantu anak berlatih berjalan
Fakta: Justru sebaliknya, baby walker dapat
menghambat perkembangan motorik anak. Anak tanpa baby walker dapat lebih bebas
bergerak, berguling, duduk dan berdiri serta bermain di lantai yang merupakan
dasar untuk belajar berjalan. Penelitian pada saudara kembar menunjukan kembar
yang menggunakan baby walker mengalami gangguan motorik berjalan ketimbang
saudaranya. Baby walker tidak lagi disarankan karena menjadi penyebab utama
kecelakaan pada bayi usia 5-15 bulan.
BERMAIN merupakan aktivitas yang menyenangkan. Tetapi tidak
hanya itu, bermain juga memiliki peranan penting dalam perkembangan kecerdasan/kognitif
dan fisik anak. Saat bermain, anak belajar untuk memahami hal-hal baru di
lingkungannya seperti warna, bentuk dan berat. Secara fisik, bermain juga
membangtu perkembangan motorik anak dalam melakukan koordinasi otak dan otot
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya.
Ibu dapat membantu merangsang perkembangan anak melalui
berbagai permainan seperti:
Finger Puppets. Gambar beberapa smiley
faces, gunting dan rekatkan pada jari-jari ibu. Gerak-gerakkan finger
puppets di depan bayi disertai dengan cerita-cerita lucu. Ini akan membantu
kemampuan bayi untuk melihat dengan fokus mengikuti gerakan jari ibu.
Finger Paint (untuk usia 2 tahun). Gunakan
cat yang khusus dan aman bagi anak. Letakkan banyak kertas kosong di lantai dan
biarkan si kecil bereksperimen dengan tangannya, seperti menggambar cap tangan,
cap ibu jari. Finger paint melatih perkembangan otot tangan dan jari serta
melatih daya imajinasi anak.
Kereta Api dalam Terowongan (untuk bayi
merangkak/berjalan). Tumpuk beberapa bantal sehingga menyerupai terowongan.
Ajak si kecil untuk melalui terowongan lucu dengan mendemonstrasikannya. Ajak
ayah untuk berpartisipasi. Ini akan menjadi aktivitas keluarga yang lucu,
sekaligus melatih perkembangan fisik si kecil.
MEMILIH mainan terbaik untuk si kecil bisa jadi
gampang-gampang susah, yang terpenting adalah bagaimana mainan tersebut
memiliki manfaat yang terbaik bagi perkembangan buah hati Anda. Berikut ini
tips-tips yang bisa Anda gunakan dalam memilih mainan:
Kesesuaian Usia Adalah Kunci
Ketika memilih mainan pertama untuk aktifitas si kecil,
penting untuk Anda ketahui tingkat perkembangan mental diusianya.
Pilih mainan yang sesuai dengan tingkat belajarnya. Cobalah
untuk menemukan mainan yang akan menantang perkembangan ketrampilan tetapi
tanpa membuatnya frustasi.
Selalu cek label usia di setiap kemasan mainan. Label usia
yang terdapat pada kemasan memang berdasarkan pada kemampuan mental dan fisik
anak, kebutuhan bermain, minat dan safety. Sebagai contoh untuk mainan
yang memiliki bagian-bagian kecil ada peringatan bahaya tertelan oleh anak di
bawah usia 3 tahun.
Merangsang Indera
Setiap hari bagi anak merupakan saat yang penuh dengan
penemuan hal baru. Aktifitas dan mainannya haruslah didisain untuk merangsang
perkembangan indera buah hati Anda.
Mainan yang dapat digigit atau mempunyai tekstur, bentuk dan
warna yang menarik, dapat mengeluarkan suara akan membantu si kecil dalam
bereksplorasi dan belajar.
Untuk membimbing rasa peduli anak tentang bagaimana sesuatu
itu terjadi, mainan harus mudah digunakan dan merangsang interaksi.
Bila si kecil tidak ada minat ketika Anda memberikan satu
mainan baru, mungkin dia belum siap untuk itu. Sementara jauhkan mainan itu dan
berikan di waktu yang lain.
Selalu Utamakan Keselamatan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Orang tua
haruslah selalu mengingat safety (keselamatan) manakala memilih mainan
untuk buah hatinya.
Pastikan mainan tersebut kuat dan dalam ukuran yang aman
tanpa ada bahaya menggores atau tertelan.
Pastikan permukaan mainan tidak terbuat dari material atau
cat yang tidak aman dan mudah mengelupas.
Pastikan pula mainan tersebut sudah mencantumkan label
standard kualitas international misalnya CE dan ASTM di kemasannya atau
standard nasional seperti SNI.
Selamat memilih mainan buat buah hati Anda.
*Artikel saya copypaste dari berbagai sumber, saya mohon
ijin bagi yang merasa memiliki artikel ini untuk saya share karena saya merasa
perlu untuk membagi isi artikel ini. Terimakasih